Hadapi Kekecewaan Tanpa Kecewa



Sebuah iklan pernah mengatakan demikian ”Pakai hitam, siapa takut?” Kalau dalam  menghadapi kekecewaan dalam hidup beranikah kita mengatakan siapa takut? Atau mampukah kita bersyukur dalam keadaan kekecewaan?

Dalam hidup keseharian kita pasti pernah mengalami rasa kecewa terhadap segala sesuatu yang kita lakukan, kekecewaan timbul ketika realita bertolak belakang dengan harapan. Sesuatu yang telah direncanakan tidak sejalan dengan apa yang telah dirancang, hasil yang diperoleh  ternyata melesat yang telah ditetapkan. Ukuran kita rupanya jauh dari realita yang ada, baik itu relasi dengan pekerjaan, pendidikan, bermasyarakat, menggereja maupun dengan diri kita sendiri.

Kekecewaan merupakan sifatnya yang wajar, kekecewaan bisa menjadi sarana untuk belajar, membuat kita sadar bahwa kita mempunyai kelemahan diri, untuk menjadikan diri kita lebih baik dan mengambil hikmah dari peristiwa kekecewaan tersebut. 

Yesus meminta kita untuk menghadapi peristiiwa kekecewaan dalam hidup ini dengan sikap tenang, masalah hidup pasti selalu datang pada diri manusia masing-masing, ketika kita mengalami kekecewaan kita kerap kali kehilangan arah hidup dan kepercayaan diri. Sebagai umat beriman, sesungguhnya dalam situasi seperti ini Yesus hadir berada di dekat kita dengan menyapa, “ Tenanglah, Aku ini, Jangan takut!” (Mrk 6: 50)

Bagaimana kekecewaan tersebut sebagai suatu pelajaran dan dan hikmah?

Pertama, adalah jujurlah pada diri sendiri bahwa kita sedang menghadapi kekecewaan, jangan mangatakan dimulut kita tidak mengalami kekecewaan atau aku rapopo. Kedua, refeleksikan penyebab rasa kecewa, apakah kekecewaan itu kesalahan kita  sendiri? atau apakah karena orang lain tidak sesuai rencana dan harapan kita? Ketiga, positif thinking, artinya dibalik peristiwa tersebut ada nilai pembelajarannya.

Menurut George Shinn mengatakan” Kita harus mampu mengatasi berbagai tekanan, jangan membiarkan hal itu meresahkan kita. Santailah!. Tenang saja, tak perlu gelisah dan tetap berpegang pada keyakinan kita. ”Oleh karena itu hadapi kekecewaan tanpa kecewa tetapi juga sampai kalah dengan kekecewaan, dan Ketekunan menimbulkan tahan uji, dan tahan uji menimbulkan pengharapan” (Rm 5: 4).

Ditulis oleh FX. Budi Prasetyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar