Kepriaan dan Kewanitaan


 
Dalam suatu kebudayaan tertentu di masyarakat, seringkali kita masih banyak menemukan pandangan yang berasumsi bahwa laki-laki lebih berharga bila dibandingkan dengan perempuan. Peran laki-laki kerapkali merupakan andalan masa depan karena ia akan menjadi tulang punggung keluarga.

Hal demikian dikatakan karena laki-laki dianggap pribadi yang kokoh dan dapat menguasai banyak hal, seta juga kebanggaan keluarga. Namun sebaliknya perempuan dipandang sebagai pribadi yang lemah dan kurang mampu menjadi pemimpin dalam keluarga.

Remaja laki-laki maupun perempuan masing-masing memiliki kebanggaan terhadap keberadaan dirinya sebagai perempuan atau laki-laki. Tetapi kebanggaan itu sering disertai sikap terlalu membanggakan diri yang mengakibatkan tumbuhnya paradigma negatif tentang lawan jenis.

Di sisi lain, daya tarik terhadap lawan jenis tersebut disadari secara penuh oleh para remaja sebagai hal yang mulia, indah, wajar dan manusiawi. Ketidakmengertian dan ketidaksadaran akan adanya dorongan dan daya tarik terhadap lawan jenis tersebut dapat menyebabkan para remaja tidak pandai menempatkan diri dalam pergaulan antar jenis.

Oleh sebab itu para remaja memerlukan arahan dan bimbingan agar mereka mempunyai pengetahuan dan kesadaran yang memadai tentang hakikat  kepriaan dan kewanitaan serta daya tarik terhadap lawan jenisnya. Sehingga mereka mampu menghargai dirinya sendiri dan lawan jenisnya sebagai ciptaan Tuhan yang indah.

Kitab suci kejadian melukiskan bahwa pria dan wanita merupakan ciptaan Tuhan yang paling indah adanya. Pria dan wanita diciptakan Tuhan untuk saling melengkapi, untuk menjadi teman hidup. Pria saja belumlah cukup. Allah sendiri berkata: “Tidak baik, kalahargu manusia itu seorang dirin saja. Aku akan menjadikan seorang penolong baginya, yang sepadan dengan dia” (Kej 2: 18).

Kita adalah manusia sebagai gambar atau citra Allah, yang antara lain berarti dalam hidup dan kesibukan dimanapun dan kapanpun diharapkan kita menghadirkan Allah yang hidup dan bekerja dalam diri kita yang lemah dan rapuh ini, sehingga siapapun yang kita sapa, sentuh berarti menerima sapaan dan sentuhan kasih Allah.

Sebagai gambar dan citra Allah juga berarti suci, maka selayaknya kita senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada Penyelenggaraan Ilahi melalui dan dalam hidup serta kesibukan kita sehari-hari. Hidup dan segala sesuatu yang menyertai kita, yang kita kuasai dan miliki saat ini adalah anugerah Allah, maka selayaknya kita hayati dan fungsikan sesuai dengan kehendak Allah.

Ditulis oleh FX. Budi Prasteyo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar