Dalam segala hal tentunya perencanaan dan tujuan yang hendak digapai, pastilah dibutuhkan sebuah persiapan sebelum melanjutkan untuk melakukan sesuatu. Persiapan memiliki dua pemahaman yaitu pertama, dapat berbentuk perlengkapan dan persediaan (benda) untuk sesuatu, dan kedua adalah suatu perencanaan atau tindakan rancangan untuk mempersiapkan sesuatu.
Adanya perencanaan menandakan keseriusan dan kehendak seseorang untuk mencapai satu tujuan. Akan tetapi masih banyak orang yang menganggap sebelah mata akan arti sebuah persiapan perencanaan, apalagi perencanaan persiapan itu sesuatu hal yang sederhana, sehingga persiapan terabaikan dan dapat berdampak atau mempengaruhi hasil yang hendak digapai.
Memang tentunya persiapan bukanlah satu hal mutlak adanya atau pasti untuk menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang baik. Adanya perencanaan persiapan membantu kita untuk mengantisipasi dan membantu diri dalam merancang segala sesuatu kemungkinan untuk melangkah kedepannya. Setidaknya mengurangi sedikit resiko dalam situasi dan keadaan yang akan dihadapi dalam usaha menggapai suatu tujuan.
Dalam Kitab Suci Perjanjian Baru pada Injil Yohanes 2 : 1-11, diceritakan tentang perkawinan di Kana dan Ibu Yesus ada di situ, serta juga Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke pesta perkawinan itu. Namun Ibu Yesus mengatakan kepada Yesus bahwa mereka kehabisan anggur, kemundian Yesus bertindak untuk menyuruh pelayan-pelayan itu mengisi tempayan-tempayan tersebut dengan penuh air. Dan menyuruh mereka sekarang cedoklah dan membawa ke pemimpin pesta.
Pemimpin pesta tidak mengetahui darimana asalnya anggur-anggur namun pelayan-pelayan itu mengetahui. Pesta pun berjalan dengan lancar dan mereka minum anggur sampai puas, sambil berkata “ Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik, akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.”
Melalui Pembelajaran Katekumen kita dapat memahami pentingnya persiapan perkawinan yang ada di dalam Gereja Katolik untuk konteks situasi zaman masa kini agar perkawinan dapat menjadi sebuah perkawinan yang sungguh-sungguh sakramen, sehingga dapat dikatakan mereka bukan lagi dua melainkan satu.
Ditulis oleh FX. Budi Prasetyo
Ditulis oleh FX. Budi Prasetyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar