Semua orang normal mempunyai telinga, gunanya untuk mendengar, bukan sebagai akseoris. Akan tetapi, kualitas telinga masing-masing orang berbeda-beda. Tidak semua dapat menangkap dan mengerti apa yang didengar dengan pemahaman yang sama.
Kalau pendengaran kita rusak, tidak dapat memahami itu wajar, kalau kita sakit, kita akan bingung, karena hampir seluruh kehidupan ikut terganggu. Tetapi banyak orang tidak menyadari bahwa dia punya telinga untuk mendengarkan, dan tidak memanfaatkannya secara optimal, termasuk dalam mendengarkan Sabda Tuhan.
Sabda yang sama dapat didengar dan dipahami secara berbeda oleh orang yang berbeda. Ada yang mendengar langsung percaya, ada yang mendengar tapi minta bukti, ada yang mendengar tetapi tidak mau tahu terhadap apa yang didengar.
Terhadap situasi seperti itu Yesus menegaskan dengan berkata “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar” (Mat11: 15). Artinya, Tuhan harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengunyah bulir-bulir Sabda Tuhan. Karena telinga gunanya memang untuk mendengar.
Demikian juga dengan para remaja, bahwa belajar tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan dari guru namun belajar itu sendiri mampu membantu siswa menginternalisasi, membentuk kembali dan mentransformasi informasi baru. Siswa juga dapat berupaya menganalis, memprediksi, dan mengkreasi dalam mengerjakan tugas sehingga siswa berkembang secara alamiah.
Ditulis oleh FX. Budi Prasetyo
Kalau pendengaran kita rusak, tidak dapat memahami itu wajar, kalau kita sakit, kita akan bingung, karena hampir seluruh kehidupan ikut terganggu. Tetapi banyak orang tidak menyadari bahwa dia punya telinga untuk mendengarkan, dan tidak memanfaatkannya secara optimal, termasuk dalam mendengarkan Sabda Tuhan.
Sabda yang sama dapat didengar dan dipahami secara berbeda oleh orang yang berbeda. Ada yang mendengar langsung percaya, ada yang mendengar tapi minta bukti, ada yang mendengar tetapi tidak mau tahu terhadap apa yang didengar.
Terhadap situasi seperti itu Yesus menegaskan dengan berkata “Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar” (Mat11: 15). Artinya, Tuhan harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengunyah bulir-bulir Sabda Tuhan. Karena telinga gunanya memang untuk mendengar.
Demikian juga dengan para remaja, bahwa belajar tidak hanya sekedar mendengarkan penjelasan dari guru namun belajar itu sendiri mampu membantu siswa menginternalisasi, membentuk kembali dan mentransformasi informasi baru. Siswa juga dapat berupaya menganalis, memprediksi, dan mengkreasi dalam mengerjakan tugas sehingga siswa berkembang secara alamiah.
Ditulis oleh FX. Budi Prasetyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar